News & Research

Reader

Stok Amerika Melorot, Harga Minyak Lanjutkan Penguatan
Wednesday, April 24, 2024       14:01 WIB

Ipotnews - Harga minyak melanjutkan kenaikan, Rabu, setelah data industri menunjukkan penurunan mengejutkan dalam stok minyak mentah AS minggu lalu, sebuah tanda positif bagi permintaan, meski pasar juga terus mencermati gejolak di Timur Tengah.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 32 sen, atau 0,36%, menjadi USD88,74 per barel, pada pukul 13.44 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Rabu (24/4).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, bertambah 29 sen, atau 0,35%, menjadi USD83,65 per barel.
Stok minyak mentah AS menyusut 3,237 juta barel dalam pekan yang berakhir hingga 19 April, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute. Sebaliknya, enam analis yang disurvei  Reuters  memperkirakan kenaikan 800.000 barel.
Trader akan mencermati data resmi Amerika mengenai stok minyak dan produk yang akan dirilis malam ini pukul 21.30 WIB untuk konfirmasi penarikan besar-besaran tersebut.
Aktivitas bisnis Amerika melambat pada April ke level terendah dalam empat bulan, dengan S&P Global, Selasa, mengatakan Composite PMI Output Index, yang melacak sektor manufaktur dan jasa, turun menjadi 50,9 pada bulan ini dari 52,1 di Maret.
"Hal ini dapat membantu meyakinkan para perumus kebijakan bahwa penurunan suku bunga diperlukan untuk mendukung perekonomian," kata analis ANZ.
Pemotongan suku bunga AS dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan, pada gilirannya, mendongkrak permintaan minyak dari konsumen bahan bakar utama dunia itu.
Sejumlah analis masih optimistis perkembangan terbaru dalam konflik di Timur Tengah masih akan mendukung pasar, meski dampaknya terhadap pasokan minyak masih terbatas untuk saat ini.
"Secara keseluruhan, harga minyak mentah didukung dengan baik oleh premi risiko Timur Tengah yang masih ada. Namun, risiko kemungkinan peningkatan produksi OPEC mulai Juni akan membantu membatasi kenaikan signifikan," kata analis United Overseas Bank (UOB) Singapura, Heng Koon How.
"Kami mempertahankan perkiraan kami bahwa Brent akan berkonsolidasi di USD90/bbl pada akhir tahun ini."
Gempuran Israel meningkat di Gaza, Selasa, yang merupakan salah satu serangan terberat dalam beberapa minggu terakhir.
"Laporan terbaru menunjukkan Iran dan Israel mempertimbangkan operasi yang dilakukan saat ini terhadap satu sama lain, tanpa diperlukan tindakan lanjutan untuk saat ini," kata analis ING.
"Amerika dan Eropa sedang mempersiapkan sanksi baru terhadap Iran - meski hal ini mungkin tidak berdampak material terhadap pasokan minyak dalam jangka pendek." (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM